Sabtu, 15 November 2014

Blastulasi pada perkembangan hewan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tahap awal perkembangan manusia di awali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang di kenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang di sebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan  diri/pembelahan sel (cleavage)  menuju  pertumbuhan  dan  perkembangan menjadi  embrio.
Tahapan  pertumbuhan  dan  perkembangan  embrio  di bedakan menjadi 2 tahap yaitu :
1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
2. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage).
Tiga (3) tahapan fase embrionik yaitu : Morula, blastulas, dan gastrulas.
Pada hewan juga mengalami proses pertumbuhan dengan melalui dua (2) fase, yaitu:
Fase embrionik dan fase pasca embrionik.
Pada fase embrionik: Setelah fertilisasi, zigot yang terbentuk mempunyai kemampuan untuk terus tumbuh dan berkembang. Fase embrionik secara garis besar terbagi menjadi beberapa tahap: morulasi, blastulasi, gastrulasi, morfogeneis, diferensiasi dan spesialisasi, dan imbas embrionik.
Pada fase pasca embrionik: Pada hewan tertentu sebelum dewasa terlebih dahulu mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini dikenal dengan metamorfosis. Ada dua macam metamorfosis, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tak sempurna. Pada metamorfosis sempurna bentuk hewan muda sangat berbeda dengan bentuk hewan dewasa. Sedangkan pada metamorfosis tak sempurna bentuk hewan muda mirip dengan hewan dewasa dan disebut nimfa.


1. 2 Rumusan Masalah
            1. Apa pengertian dari blastulasi?
            2. Bagaimana bentuk-bentuk blastula pada hewan?

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1.   Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu blastulasi dan  mengetahui bentuk-bentuk dari blastulasi pada hewan.
2.   Agar mahasiswa dapat mengetahui mekanisme blastulasi.

 1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang di harapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Penulisan ini di harapkan memberi konstribusi ilmiah bagi khasanah keilmuan dalam upaya memahami tentang blastulasi.
2.      Sebaga refrensi untuk penulisan berikutnya dan keperluan lain yang terkait.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Blastulasi
https://lh4.googleusercontent.com/-Piw5Ztiqgos/Thq8cLYRMGI/AAAAAAAABiw/X9q5HGZgXao/s320/FastStoneEditor.jpgGambar Blastulasi
Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.
Blastulasi juga merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk menyusun kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya. Distribusi yolk pada setiap jenis telur pada suatu species berpengaruh terhadap bentuk-bentuk blastula. Umumnya blastula memiliki sebuah rongga yang disebut rongga blastula (blastocoel). Dikenal beberapa macam blastula, yaitu: Coeloblastula, Diskoblastula, Blastokista, dan Stereoblastula.
1. Coeloblastula, yaitu blastula berbentuk bulat, dihasilkan oleh telur-telur isolesital dan oligolesital. Misalnya blastula pada Synapta sp, Asterias sp, Amphioxus,dan Amphibia.
Rongga blastula terdapat di tengah atau eksentrik ke arah kutubanimal.
2. Diskoblastula, yaitu blastula berbentuk cakram atau tudung. Blastodisk tampakberkembang menyerupai cakram di atas massa yolk. Di hasilkan oleh telur telolesital. Misalnya blastula pada ayam, dan ikan.
.Rongga blastula terbentuk pada bagian bawah cakram atau tudung diantara blastodisk dan yolk.
3.Blastokista, yaitu blastula yang menyerupai kista. Blastula ini memiliki massasel-sel dalam (inner cell mass) pada bagian dalam embrio dan di kelilingi oleh tropoblas. Dihasilkan oleh telur isolesital. Misalnya blastula pada mamalia.
4.Stereoblastula, yaitu blastula massif tanpa rongga blastula. Di hasilkan oleh telur sentrolesital . Misalnya blastula pada berbagai jenis serangga.
BAB III
METODOLOGI PENULISAN

3.1 Metode Penulisan
            Metode yang di gunakan dalam penyusunan tulisan ini adalah metode kajian pustaka. Metode kajian pustaka di lakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber tertulis dari media cetak dan media internet yang relevan yang dapat memberikan informasi dalam pembuatan makalah ini. Adapun langkah-langkah yang di lakukan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      Perumusan Masalah.
2.      Pengumpulan data melalui media cetak dan media elektronik yang relevan untuk mendukung pembuatan makalah ini.
3.      Penyusunan data-data yang telah di dapat dalam bentuk tulisan berupa makalah dan slide power point.


















BAB IV
PEMBAHASAN

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiANs1f_VGw5l3syxVKEkxmV0JeVcpW4rWZ7Zelfyi7L-wBYXOiCI7MkWoo4FQtU9lKtT4tSRMK_7puMXqrEFP1QBTZGBBPrYyLy118Vad5Ww8BJSO0ufXm2O1xWyyCTYBJhQxORj5sc2U/s1600/blastula.jpg4.1 Pengertian Blastulasi
Blastulasi  merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk menyusun kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya. Distribusi yolk pada setiap jenis telur pada suatu species berpengaruh terhadap bentuk-bentuk blastula. Umumnya blastula memiliki sebuah rongga yang disebut rongga blastula (blastocoel).
                Bagian-bagian blastula yaitu:
Ø  Inner cell mast: kumpulan sel bakal embryo.
Ø  Blastocyst cavity: struktur yang terbentuk pada tahap awal gestasi vertebrata.
Ø  Tropoblast: sel-sel yang mengelilingi rongga blastula.
Ciri-ciri Blastulasi, yaitu:
§  Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
§  Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
§  Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.
§  Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.
Adapun mekanisme dari Blastulasi, yaitu:
  1. Tahapan Lapis Benih
             Pada proses blatulasi akan dihasilkan 2 lapis benih yaitu epiblast dan hypoblast.
  1. Tahapan Gerakan Gastrulasi
             Sel masih terus membelah dan memperbanyak sel. Selain itu juga terjadi berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun deretan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh dari individu spesies masing-masing.
Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.
Pada hewan  mengalami proses pertumbuhan dengan melalui dua (2) fase, yaitu:
Fase embrionik dan fase pasca embrionik.
Pada fase embrionik: Setelah fertilisasi, zigot yang terbentuk mempunyai kemampuan untuk terus tumbuh dan berkembang. Fase embrionik secara garis besar terbagi menjadi beberapa tahap: morulasi, blastulasi, gastrulasi, morfogeneis, diferensiasi dan spesialisasi, dan imbas embrionik.
Pada fase pasca embrionik: Pada hewan tertentu sebelum dewasa terlebih dahulu mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini dikenal dengan metamorfosis. Ada dua macam metamorfosis, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tak sempurna. Pada metamorfosis sempurna bentuk hewan muda sangat berbeda dengan bentuk hewan dewasa. Sedangkan pada metamorfosis tak sempurna bentuk hewan muda mirip dengan hewan dewasa dan disebut nimfa.
Pada fase embrionik, sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka terbentuklah rongga di tengah dan rongga tersebut berisi cairan yang di sebut dengan blastocoel. Embryo yang memiliki rongga tersebut di sebut dengan blastula. Hal ini merupakan proses pembentukkan blastula yang di sebut dengan pemblastulaan atau blastulasi.Blastula dapat dibedakan dari morula, karena pada  blastula terdapatnya suatu ruangan yang disebut Blastosul.
            Lapisan epitel yang tebal  pada vertebrata di sebut dengan blastoderm. Pada blastoderm, terbentuk rongga di tengah makin lama makin besar dan berisi cairan. Rongga yang terbentuk ini di sebut blastocoele. Pada tahap ini embryo yang memiliki rongga di sebut blastula dan proses pembentukkan blastula di sebut blastulasi.

Berdasarkan ada atau tidaknya blastosul, maka dapat dibedakan atas:
1.      Blastula berongga (suloblastula) yang terdapat pada blastula katak dan amphioxus.
2.       Blastula tidak berongga (strecoblastola) yang terdapat pada blastula ikan dan amphibia.
Lapisan blastomer yang mengelilingi blastosul terdiri dari satu lapis atau lebih.
Berdasarkan ada tidaknya sel tropoblas, blastula dapat dibedakan atas:
1.      Blastula bertropoblas yang terdapat pada blastula reptil, aves dan mamalia.
2.      Blastula tidak bertropoblas yang terdapat pada blastula katak dan amphioxus.
Pada blastula bertropoblas dapat dibedakan dua macam sel yaitu:
a.       formative cell (sel utama), yaitu sel-sel yang nantinya akan membentuk sel tubuh embrio.
b.      Auxillary/ tropoblas (sel pelengkap), yaitu sel-sel yang berfungsi sebagai selaput pelindung dan merupakan jembatan penghubung antara induk dan embrio. Sel-sel tropoblas berkembang lebih awal daripada sel utama. Pada blastula embrio unggas, sel utama terletak di bagian tepi berbentuk seperti cakram yang disebut Diskoblastula.
Jumlah kuning telur pada telur berpengaruh pada pembelahan (cleavage) dan proses blastulasi.
Pengaruh kuning telur terhadap blastulasi adalah sebagai berikut:
1)      Blastulasi pada tipe telur isolesithal: blastomer yang terbentuk pada saat clevage, mempunyai kecenderungan tersusun pada tepi telur berupa lapisan tunggal yang di sebut dengan blastoderm, akibatnya terkait dengan penampakkan telur, akan terlihat adanya rongga di tengah yang di sebut dengan blastocoele.contohnya: terjadi pada echinodermata.
2)      Blastulasi pada tipe telur telolechital: terdapat pada katak dan jenis amphibi lainnya, penyebaran kuning telur tidak merata. Akibatnya terjadi pemindahan bidang pembelahan melalui animal pole. Blastomer vegetal(macromeres) yang terbentuk akan lebih banyak dari blastomer animal (micromeres). Blastomer kecil (micromeres) ini cenderung membentuk atap blastocoele, sedangkan blastomer besar (macromeres) cenderung membentuk akar blastocoele.
3)      Blastulasi pada tipe telur polylechital: seperti pada burung, reptil, dan ikan.proses blastulasi terbatas terjadi hanya pada lempengan germinal. Dengan berlanjutnya proses pembelahan, sel pada bagian tengah lempengan germinal menjadi banyak lapis dan terpisah dari kuning telur. Sementara itu, sel pada bagian tepi lempengan germinal tetap menyatu dengan kuning telur. Akibat pemisahan sel pada bagian tengah lempeng germinal akan terbentuk rongga antara blastomer dengan kuning telur. Rongga tersebut di sebut dengan subgerminal cavity. Lapisan bagian luar blastomer membentuk atap dari subgerminal cavity ini di sebut dengan epiblast. Lantai subgerminal cavity dibentuk dari kuning telur. Beberapa blastomer yang berasal dari bagian tepi lempengan germinal berimigrasi ke dalam subgerminal cavity dan membentuk lapisan tebal yang di sebut dengan hypoblast. Rongga yang terbentuk di antara epiblast dan hypoblast di sebut dengan blastocoele.
Di lihat pada bentuk dan susunan blastomerenya, blastula di bagi atas 3 macam, yaitu: Coeloblastula, Discoblastula, dan Stereoblastula.

4.2 Bentuk-Bentuk Blastula pada hewan
            Di lihat pada bentuk dan susunan blastomerenya, blastula di bagi atas 3 macam, yaitu:
1.      Coeloblastula
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c6/Blastulation.pngGambar Coeloblastula
Coeloblastula yaitu: blastula berbentuk bola (bulat), di hasilkan oleh telur-telur homolecithal dan mediolecithal. Telur homolecithal ialah telur yang mengalami pembelahan secara holoblastik teratur. Misalnya blastula pada Synapta sp, Asterias sp, Amphioxus, dan Amphibia.
Rongga blastula terdapat di tengah atau eksentrik kearah kutub animal.
2.      Discoblastula
Gambar Discoblastula
Discoblastula yaitu: blastula berbentuk cakram atau tudung. Blastula ini biasa di sebut dengan blastula gepeng. Blastodisk tampak berkembang menyerupai cakram di atas massa yolk. Di hasilkan oleh telur homolecithal yang mengalami pembelahan holoblastik tak teratur dan telur megalecithal yang membelah secara meroblastik. Misalnya blastula pada aves ( ayam), reptilia, dan pisces.
Rongga blastula terbentuk pada bagian bawah cakram atau tudung diantara blastodisk dan yolk. Pembelahan pertama pada zigot akan menghasilkan sel yang di sebut blastomer.
Blastomere terdiri atas 2 bagian:
Ø  Jaringan embryo: jaringan yang tumbuh jadi embryo.
Ø  Jaringan periblast: jaringan yang menyalurkan makanan dari yolk di bawah.
Pada ayam atau aves umumnya jika blastula di lihat dari atas terdiri dari 2 daerah, yaitu:
·         Area pellucude: bagian tengah yang terang ( daerah yang sel-selnya terpisah dari yolk di bawah).
·         Area opacca: bagian pinggir yang agak gelap atau kental ( daerah yang sel-selnya berhubungan dengan yolk di bawah).
Pada Eutheria, blastula di sebut blastocyts. 2 kelompok sel pada Eutheria, yaitu:
§  Gumpalan sel dalam (inner cell mass): tumbuh menjadi embryo.
§  Jaringan tropoblast: menyalurkan makanan dan yolk.
Dua daerah utama pada blastula, yaitu:
ü  Epiblast: blastomere yang terletak sebelah atas atau daerah kutub animal.
ü  Hypoblast: blastomere yang terletak sebelah bawah atau daerah kutub vegetal.
3.      Stereoblastula
Stereoblastula yaitu blastula massif tanpa rongga blastula. Dihasilkan oleh telur sentrolesital . Misalnya blastula pada berbagai jenis serangga.
Blastula memiliki daerah-daerah sel yang akan menjadi bakal pembentuk alat, di mana pada embriogenesis selanjutnya, daerah-daerah itu akan bergerak menyususn diri menjadi lapisan sel tersendiri.
Lima (5) daerah bakal pembentuk alat, yaitu:
1)      Bakal ectoderm epidermis
2)      Bakal ectoderm saraf
3)      Bakal notochord ( kadang juga dengan pre-chorda)
4)      Bakal mesoderm
5)      Bakal endoderm ( di sebut juga dengan entoderm).
Blastulasi pada hewan:
a.       Amphioxus
Gambar Blastula pada Amphioxus
http://htmlimg1.scribdassets.com/5r7gx02adclr0ma/images/4-ac3494d164.jpgBentuk blastulanya bundar. Bakal ectoderm epidermis di bina oleh sebagian besar daerah epiblast ((micromere). Ectoderm saraf berupa sabit dorsal terletak ke bawah dari daerah bakal ectoderm epidermis. Bakal notochord berupa sabit di dorsal terletak di bawah daerah bakal ectoderm saraf. Bakal mesoderm berupa sabit ventral terletak di bawah bakal ectoderm epidermis dan di seberang sabit dorsal. Bakal endoderm di bina atas lapisan hypoblast ( macromere) mengisi daerah terbawah blastula.
b.      Katak
Gambar Blastula pada Katak
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj2G1ftaak_FiZSMgMzxev3g4TqNGrFQCFv3qO0Tlb4Ky8cG10QvqmfLlmLUiAa6ypBDJZO6AZeEiiUWzn3B0S9M2B_bpXMyV8Zz-orwh1KGIbK1SYK5L2IG4Uh_qcbfOMkghp0c00O4P3/s320/DSC_0825.jpgBentuk blastulanya bundar. Epiblast meliputi daerah-daerah bakal ectoderm epidermis dan saraf, mesoderm dan notochord. Hypoblast akan menjadi daerah bakal endoderm.
Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah epiblast berbentuk sabit yang luas. Bakal ectoderm saraf dan notochord berupa sabit, berdempet, bakal ectoderm terletak sebelah atas sedangkan mesoderm di samping sabit notochord. Bakal endoderm mengisi seluruh hypoblast di paling bawah blastula.
c.       Ayam
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBMOXH_MASpDE-U9YYT0cYDCoob6vje261RR4VjTkYC1vBBA_bDYVQEOIVQaXecohq_Rgh7TnzjNujWvzmbZmQ7i-GQLAr1Nj1vykYfkmDq0_0Z61RnrQcvYWVxCd6-n5nFX_IhcFjEDyl/s400/www.summagallicana.it.jpgGambar Blastula pada Ayam
Bentuk blastulanya cakram/gepeng. Epiblast menjadi bakal ectoderm, mesoderm, dan notochord. Bakal endoderm berasal dari hypoblast, yang sel-selnya menyebar ke bawah ke daerah rongga blastocoel.
Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal menjadi anterior embryo lapisan epiblast. Bakal ectoderm saraf berupa sabit terletak di posterior ectoderm epidermis. Bakal notochord dan perchorda di posterior ectoderm saraf, sedangkan bakal mesoderm di paling posterior lapisan epiblast. Perchorda berupa lempeng terletak di bakal jadi poros embryo.
d.      Babi
Bentuk blastulanya cakram/gepeng.Di daerah kutub animal sel-sel giat membelah sehingga terjadi penebalan.di tempat penebalan terjadi perpindahan sel ke blastocoel menjadi lapisan hypoblast. Dengan demikian gumpalana di dalam sel akan menjadi epiblast. Rongga di bawah hypoblast menjadi rongga archenteron. Epiblast akan menumbuhkan bakal ectoderm, notochord dan mesoderm. Sedangkan hypoblast akan menumbuhakan bakal endoderm.
Sifat blastula yaitu totipotent yakni kemampuan menumbuhkan segala macam bakal pembentuk alat. Misalnya adanya embryo kembar, hal ini berhubungan erat dengan sifat totipotent dan pusat organisasi.
Ada dua ( 2) jenis kembar, yaitu:
a)      Kembar fraternal: dua atau lebih embryo tumbuh dari ovum sendiri-sendiri dan di buahi sendiri-sendiri pula oleh sperma yang berbeda. Di sebut juga dengan kembar dizygote (embryo yang terjadi dua), kembar polyzygote (embryo yang terjadi lebih dari dua).
b)      Kembar identik: dua atau lebih embryo tumbuh dari satu zigot atau disebur dengan kembar monozygote.











BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
            Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat di simpulkan bahwa:
1.      Blastulasi merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk menyusun kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya. Distribusi yolk pada setiap jenis telur pada suatu species berpengaruh terhadap bentuk-bentuk blastula. Umumnya blastula memiliki sebuah rongga yang di sebut rongga blastula (blastocoel). Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula di tandai dengan mulai adanya perubahan sel.
2.      Pada hewan mengalami proses pertumbuhan dengan melalui dua (2) fase, yaitu: Fase embrionik dan fase pasca embrionik. Pada fase embrionik, sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka terbentuklah rongga di tengah dan rongga tersebut berisi cairan yang di sebut dengan blastocoel. Embryo yang memiliki rongga tersebut di sebut dengan blastula. Hal ini merupakan proses pembentukkan blastula yang di sebut dengan pemblastulaan atau blastulasi. Pada fase pasca embrionik: Pada hewan tertentu sebelum dewasa terlebih dahulu mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini di kenal dengan metamorfosis. Ada dua macam metamorfosis, yaitu metamorphosis sempurna dan metamorphosis tak sempurna.
3.      Di lihat pada bentuk dan susunan blastomerenya, blastula di bagi atas 3 macam, yaitu: Coeloblastula, Discoblastula, dan Stereoblastula.

5.2 Saran
            Bagi para pembaca sekalian yang ingin memperoleh informasi lebih lengkapnya mengenai blastulasi dan bentuk-bentuk blastulasi pada hewan, di sarankan agar mencari lagi refrensi yang lain, karena tidak dapat kami pungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus di perbaiki.
DAFTAR PUSTAKA

Sukra, Y. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio: Benih Masa Depan. Bogor.
Sudarwati, S. 1990. Dasar-dasar Stuktur dan perkembangan Hewan, Bandung
Fried,George.H. George.J.Hademenos.Biologi.Jakarta:Erlangga.2006
Yatim, Wildan. Embryologi.Tarsito; Bandung. 1994
perkembangan-1/                                
                                                                                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar