BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lumut adalah tumbuhan
tingkat rendah atau tumbuhan kecil yang termasuk dalam bryophita, berasal dari
bahasa yunani ‘bryum yang artinya lumut. Tumbuhan ini telah menunjukan
diferensiasi tegas antara organ penerap hara dan organ fotosintetik namun belum
memiliki akar dan daun sejati. Akarnya berupa rhizoid, daunnya dapat melakukan
fotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor tumbuh di suatu tempat
sebelum tumbuhan lain tumbuh. Hal ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran
kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan
tumbuhan lain yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan
tumbuhan yang lainnya.
Tumbuhan lumut
mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang
sebagai tumbuhan lumut adalah tahap gametofit(tumbuhan penghasil gamet)
haploid, dengan demikian terdapat tumbuhan lumutjanta dan tumbuhan lumut betina
karena satu satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua kelamin ssekaligus.
Sel kelamin jantan (sel
sperma) dihasilkan oleh anteredium dan sel-sel kelamin betina trletak dalam
arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak
dari tumbuhan. Anteredium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel
sperma ini berenang menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan
tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh
gametofit. Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian
ujung. Sporogonium berisi spora .
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.Apa tumbuhan lumut?
2.Bagaimana cara
berkembang biak?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa ciri-ciri
tumbuhan lumut
2. Mengetahui bagaiman
cara berkembang biak lumut
BAB
II
PEMBABAHASAN
2.1 LUMUT HATI
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus
sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan
lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut
alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit.Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan
porella. Marchantiophyta (Hepaticophyta) atau lumut
hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua
yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak
lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut
hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta Lumut hati beranggota lebih dari
6000 spesies. Lumut hati tubuhnya berbentuk
lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Terdapat rizoid
berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang
dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara
generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan lunularia. Gametofit
merupakan lembaran ‘daun’ tipis yang menempel pada substratnya dengan rhizoid
yang halus. Lembaran daun di bagi atas beberapa lobus : bentuk seperti hati
hewan, epidermisnya mengandung klorofil. Pada permukaan gametofit terdapat
badan seperti mangkuk yang berisi kuncup (gamma) yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan aseksual. Kuncup yang terlepas dan jatuh di tempat yang
sesuai, akan tumbuh menjadi individu baru. Seperti Bryophyta, pada lumut hati
yang menonjol adalah fase gametofitnya. Pada fase ini, gametofitnya terkadang
memiliki kutikula. Spora dari lumut hati memiliki dinding tebal yang
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Siklus hidup lumut hati hamper mirip dengan lumut daun, yaitu
fase gametofitnya lebih dominan. Gambar lembaran “daun” (gametofit dengan
mangkuk berisi gamma anteridium dan arkegonium)
Klasifikasi
lumut hati:
Kingdom : Plantae
Divisi :Hematophyta
Clasis :Hematopsida
Ordo :Marchantiales
Famili :Marchantiaceae
Genus :Marchantia
Spesies :Marchantia
polymorpha
Gambar lumut Hati
Diantara
lumut hati ada yang tidak mempunyai klorofil, yaitu yang tergolong dalam marga
cryptothallus dan hidup sebagai saprofit. Protonema lumut hati kebanyakan hanya
berkembang menjadi suatu buluh yang pendek. Sebagian besar lumut hati mempunyai
sel-sel yang mengandung minyak. Minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik,
kebanyakan berupa kumpulan tetes-tetes minyak atsiri. Dalam bentuk demikian
minyak tadi tidak dapat ditemukan pada tumbuhan lain
1.
Tumbuhnya masih berupa talus
dan mempunyai rhizoid
2.
Gametofitnya membentuk
anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti paying.
3.
Sporofit pertumbuhannya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik.
4.
Berkembang biak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi tunas, dan
kuncup eram.
2.1.1 CIRI-CIRI
LUMUT HATI
1.
Tumbuhnya masih berupa talus
dan mempunyai rhizoid
2.
Gametofitnya membentuk
anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti paying.
3.
Sporofit pertumbuhannya
terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik.
4.
Berkembang biak secara
generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi tunas, dan
kuncup eram.
2.1.2 LUMUT HATI
BERDASARKAN HABITATNYA
Hidup di tempat dengan kelembaban tinggi dan tidak
menerima sinar matahari langsung, misalnya di hutan, di tepi sungai, ada juga
yg di rawa (Riella) sehingga tubuhnya mempunyai struktur yg higromorf
(misalnya dalam tubuhnya terdapat rongga-rongga udara), ada yg terapung di air
(Riccia fluitans), lumut juga ada yg dapat hidup di tempat kering
sehingga tubuhnya bersifat xeromorfik (pada tubuhnya terdapat alat penyimpan
air), tempat tersebut seperti batu cadas, pada kulit pohon, di permukaan daun
(disebut epifil) - Reproduksi
secara aseksual : dengan fragmentasi ( cabang-cabang yg bebas dapat tumbuh menjadi individu baru),
pembentukan kuncup eram (gemma), dengan pembentukan tunas-tunas cabang,
pembentukan umbi (tuber), penebalan ujung talus. Perlu diketahui bahwa tumbuhan
lumut mempunyai daya regenerasi
- Reproduksi
seksual, jika ada pertemuan dua gamet yg berbeda
2.2 LUMUT DAUN
Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa
tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi
vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan
membentuk lumut baru. Contoh: Spagnum fibriatum, Spagnum squarosum. Lumut daun banyak terdapat ditempat –
tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur
seperti daun. Siklus hidup lumut
mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih kecil ,
berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara
lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis
longissima, dan lumut gambut sphagnum. Bryophyta memiliki jumlah kurang lebih 10.000 spesies jenis
lumut daun yang dibagi menjadi tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales, dan
Andreales. Lumut daun lebih mudah dikenali karena sering dijumpai di tempat
yang agak terbuka. Pada divisio Bryophyta, kita belum dapat membedakan
membedakan antara daun, batang, dan akarnya. Akan tetapi, Bryophyta telah
memiliki klorofil untuk proses fotosintesisnya sehingga digolongkan ke dalam
Regnum Plantae. Lumut daun terdiri atas kelompok lumut yang padat, yang
saling menyokong satu sama lain. Setiap tumbuhan yang tergabung dalam hamparan
tersebut melekat pada substrat dengan sel memanjang atau filamen seluler yang
disebut rizoid. Rhizoid membawa air dan nutrisi ke seluruh jaringan. Akan
tetapi, rhizoid tidak memiliki pembuluh untuk mendistribusikan air dan nutrisi
tersebut. Oleh karena itu, lumut dimasukkan ke dalam jenis tumbuhan tak
berpembuluh. Difusi air dan nutrisi pada lumut terjadi secara lambat melalui
jaringan di tubuh lumut yang saling berhubungan. Oleh karena itu, ukuran tubuh
mereka terbatas, hanya kurang dari 2 cm tingginya. Gametofitnya
tumbuh tegak di permukaan tanah, memiliki bagian-bagian yang menyerupai “akar”,
“batang”, dan “daun” yang sesungguhnya tidak sama dengan struktur yang sama
pada tumbuhan vaskuler. Gametofit merupakan generasi dominan, tempat terjadinya
fotosintesis. Sporofit tumbuh membentuk suatu batang panjang yang muncul dari
arkegonium. Pada ujung batang terdapat sporangium, yaitu kapsul tempat
terjadinya pembelahan meiosis dan spora haploid berkembang.
Gambar sporofit yang memiliki sporangium berbentuk kapsul
dengan tutupnya disebut kaliptra. Jika kadar air rendah, kaliptra terlepas,
gigi peristom terbuka, dan spora keluar
Klasifikasi lumut daun:
Kingdom :
Plantae
Divisi :Bryophta
Clasis :Musci
Ordo :Bryales
Famili :Polytrichaceae
Genus :Polytrichum
Species :Polytrichum sp.
Gambar lumut Daun
2.2.1
CIRI-CIRI LUMUT DAUN
1.
Gametofit tumbuh tegak atau merayap
2.
Berkembang dari protonema
3.
Mempunyai daun, batang dan rhizoid multiseluler
4.
Daun hanya terdiri dari satu lapis sel dengan rusuk
tengah, tersusun spiral atau
melingkari batang.
5.
Arkegonium membentuk kalipra yang menempel diatas
kapsul
6.
Kapsul bagian bawah fotosintetik dan mempunyai stomata
7.
Kapsul mempunyai kolumela, pecah dengan gigi-gigi
peristom, tidak dijumpai
adanya elater.
8.
Tangkai (seta) bertambah panjang secara perlahan
selama perkembangan
kapsul. Kuat dan biasanya berwarna.
Contoh : Polytrichum,
Rhizogonium,Rhodobryum, Leucobryum, Hypopterygium,
Hypnodendron, Pogonatum, Macromitrium, Spagnum
2.2.2 LUMUT
DAUN BERDASARKAN HABITANYA
1. Lumut daun dapat tumbuh diatas
tanah-tanah yang gundul yang peiodik mengalami masa kekeringan,
bahkan diatas pasir yang bergerakpun tumbuhan ini dapat hidup.
2. Lumut
daun dapat pula kita temukan diantara rumput-rumpt, diatas cadas, pada
batang-batang dan cabang-cabang, bahkan ada yang pada daun-daun,pohon-pohon, di
rawa-rawa, tetapi jarang didalam air.
3. Lumut
daun/lumut sejati dapat ditemukan di daerah kutub, tropis atau gurun.
2.3. LUMUT TANDUk
Lumut tanduk merupakan
kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta
lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya
dalam kelas tersendiri yang
mencakup kira-kira 300 spesies. Genus yang paling
dikenal ialah Anthoceros,
dan
spesies-spesiesnya agak umum
dijumpai di tepi sungai atau danau dan selokan. Tubuh
utama adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan
bentuknya agak bulat. Sel-selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar
yang mencakup pirenoid, yang diduga ada persamaan dengan pirenoid algae
tertentu. Sporofit biasanya kapsul berbentuk silinder yang berbentuk bulir
dengan panjang beberapa sentimeter, dan kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal
sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas
arah ke bawah sebagai kaki, suatu organ yang melekat dan menyerap,
terbena dalam-dalam di dalam jaringan talusnya. Dalam beberapa segi, struktur
kapsul Anthoceros menyerupai
kapsul lumut sejati. Irisan
melintang melalui kapsul menunjukan kelompok sel-sel steril, yaitu kolumnela,
di tengah-tengah. Sekeliling kolumner terdapat silinder berongga yang berisi
elater dan tetrad spor-spora. Kedua struktur ini secara vertical memanjang ke
seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlidung oleh epidermis
dikelilingi oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh.
Adanya kloroplas dalam sel-sel daerah steril
menyebabkan sporofit matang, hampir seluruhnya tidak bergantung pada
gametofit akan bahan makanan, meskipun masih memerlukan air dan mineral dari
gametofit. Bila menjadi matang, dinding kapsul membelah menjadi dua katup dan
spora-spora dilepaskannya. Setelah
beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah meristematik
di dasarnya. Zona ini menghasilkan semua macam sel yang terdapat dalam kapsul
matang jaringan steril dan jaringan penghasil spora. Jadi, selagi spora-spora
itu menjadi masak dan ditenaskan dari bagian atas kapsul, maka spora-spora baru
terus menerus dihasilkan di bawahnya. Pada beberapa spesies, kapsulnya terus
tumbuh dan membentuk spora-spora baru selama gametofit itu hidup. Bangsa ini
hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimasukan dalam satu suku saja yaitu
suku Anthocerotae.
Berlainan dengan golonan lumut hati lainnya, sporogonium Anthocerothales mempunyai
susunan dalam yang lebih rumit. Gametofit
mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat
pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid. Susunan talusnya masih sederhana.
Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar. Pada
sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal.
Stoma itu kemudian hampir selalu terisi dengan lender. Beberapa anterodium
terkumpul dalam satu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkogeniumnya.
Zigo mula-mula membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pemisah melintang.
Sel yang diats terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah
membelah-belah merupakan kaki sporogonium. Sel-sel yang mempunyai kaki
sporogonium. Bagi
sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap (Haustorium).
Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15
cm. jika telah masak pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya
terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang
dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh jaringan yang diselubungi oleh
jaringan yang akan mengasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang
dinamakan elatera.
Klasifikasi Lumut tanduk:
Kingdom : Plantae
Divisi : Antheceroptophyta
Clasis :Antheceroptopsida
Ordo :Antheceroptoceales
Famili :Antheceroptoceae
Genus :Antheceroptopsida
Species : Antheceroptopsida sp
Gambar lumut Tanduk
2.3.1
CIRI-CIRI LUMUT TANDUK
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati
yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di
tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti
lumut hati. Gametofit berbentuk lembaran. Sporongium terdiri atas kaki dan
kapsul saja
2.3.2
LUMUT DAUN BERDASARKAN HABITATNYA
Dijumpai ditepi-tepi sungai atau
danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau
lembab.
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan kecil yang
termasuk division Bryophyta. Mempunyai sel-sel plastida yang mengandung
klorofil a dan b. Kebanyakan hidup di darat, dan sel-selnya telah mempunyai
dinding yang terdiri dari selulosa. Susunan tubuh sebenarnya merupakan
gametofit. Pada bentuk primitif tumbuhan lumut helaian berupa thalus
(Marchantia, Riccia, Anthoceros). Ada dua
macam perkembang biakan yaitu: reproduksi vegetatif dan reproduksi generatif. Tempat hidup
lumut hati pada tempat-tempat yang basah untuk struktur tubuh higmorf dan pada
tempat-tempat yang kering untuk struktur tubuh yang xemorf (alat penyimpanan
air). Cara hidup lumut hati, sebagai epifit umumnya
menempel pada daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah tropika. Susunan tubuh
lumut hati berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi dua kelompok
yaitu, lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Perkembang biakan lumut hati ada dua yaitu
secara aseksual menggunakan spora dan tunas, secara seksual contoh Marchantia,
dan anteridium terpancang pada permukaan atas, bentuknya seperti cakram. Pada
lumut daun, tempat hidupnya tumbuh di tempat agak terbuka. Susunan tubuh lumut
daun melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler
bercabang-cabang. Perkembangbiakan lumut daun ada dua yaitu berumah satu jika
dalam kelompok itu terdapat arkegonium maupun anteridium dan berumah dua jika
kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah. Dijumpai ditepi-tepi sungai atau
danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau
lembab. Tubuh utama
berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh,
biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan
talus masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu
pirunoid besar. Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium.
3.2 SARAN
Bagi para pembaca sekalian yang ingin memperoleh informasil lebih lengkapnya mengenai lumut hati,
lumut daun dan lumut tanduk,
di sarankan agar mencari lagi refrensi yang lain, karena tidak dapat kami pungkiri bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan yang harus di perbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah, dkk. 2004. BIOLOGI 1 SMA dan MA
untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga
http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/bryophyta-lumut.html
http://www.adipedia.com/2011/04/ciri-ciri-reproduksi-dan-klasifikasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Lumut_daun